Prodi Seni Rupa UPMI Bali Luluskan Mahasiswa Lewat Proyek Inovatif

DENPASAR – Setelah Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID), kini giliran Program Studi Pendidikan Seni Rupa (PSR), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali yang meluluskan mahasiswa tanpa skripsi. Lewat jalur Tugas Akhir (TA) proyek inovatif seni rupa, tiga mahasiswa PSR dinyatakan lulus dalam ujian yang digelar Rabu (2/7) di Kampus FBS UPMI Bali.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah I Wayan Agus Nantika Dharma Putra, Ermilia Elyandiah, dan I Made Bagus Deva Jaya. Mereka masing-masing menggarap proyek inovatif sesuai minat dan keahliannya. Agus Nantika menciptakan karya seni lukis bertajuk Efek Filter Negatif Sebagai Teknik Pewarnaan Seni Lukis Berbasis Teknologi, Ermilia mengembangkan desain batik khas Sumbawa dalam karyanya Perancangan Produk Batik Khas Sumbawa Nusa Tenggara Barat, sementara Deva Jaya menggarap seni patung melalui Penerapan Teknik Cetak (Casting) Dalam Reproduksi Relif Cili.

Ujian diawali dengan penyajian karya di Lantai I Gedung II, sehingga dapat diapresiasi oleh sivitas akademika yang melintas. Selanjutnya, para mahasiswa diuji di ruang tertutup oleh dosen pembimbing dan penguji.

Ketua Prodi PSR, Ni Putu Laras Purnamasari, menjelaskan bahwa model TA proyek inovatif ini mulai diterapkan pada tahun akademik 2024/2025 sebagai bentuk terobosan. Menurutnya, pendekatan ini tetap selaras dengan capaian pembelajaran lulusan (CPL) Prodi PSR.

“Mereka sudah terbiasa berkarya di bidang seni lukis, batik, dan patung. Kami hanya memfasilitasi mereka agar proses penciptaan karya bisa menjadi bentuk TA yang sah dan bermakna,” ujar Laras.

Meski tidak berbentuk skripsi, mahasiswa tetap wajib menyusun laporan berisi deskripsi karya, proses kreatif, kendala, dan rencana pengembangan ke depan. Mereka juga telah mengikuti seminar proposal untuk mendapatkan masukan akademis dari dosen penguji.

Agus Nantika mengaku bersyukur diberi kesempatan mengambil TA berupa proyek seni. “Saya memang kurang kuat di menulis akademik, tapi saya menikmati proses melukis. Teknik yang saya tampilkan adalah eksplorasi efek filter negatif dalam seni lukis,” ujarnya.

Dekan FBS UPMI Bali, I Made Sujaya, menyambut baik minat mahasiswa terhadap jalur TA proyek inovatif. Ia bahkan mendorong model kolaboratif lintas prodi. “Misalnya, mahasiswa PBID menulis karya sastra, lalu mahasiswa PSR membuat ilustrasinya, atau prodi Sendratasik mementaskan naskah drama dari mahasiswa PBID. Ini bisa jadi ruang kreatif baru,” jelasnya.

Sujaya berharap ke depan lebih banyak prodi mengadopsi model TA serupa, membuka peluang eksplorasi bakat dan mendorong semangat berkarya di lingkungan kampus. (HUMAS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *