Ingin Pahami Budaya Bali? Penting Pelajari 3 Bahasa Ini…

JIKA ingin memahami budaya Bali dengan lebih baik, maka ada tiga Bahasa yang sangat penting untuk dipelajari karena menjadi pintu gerbang, yakni bahasa Sanskerta, Jawa Kuno dan Bahasa Bali itu. Hal ini sangat penting. Karenanya kita mulai dari bahasanya dengan benar.

Hal itu diungkapkan I Wayan Manek Astawa, S.Pd., praktisi Bahasa Sanskerta dari Yayasan Dvipantara Samskertam, saat mengisi kuliah tamu sekaligus workshop dengan tema “Bahasa Sanskerta: Akar Kearifan Lokal Bahasa Bali” di auditorium Redha Gunawan, kampus UPMI Bali, Selasa (14/1).

Kegiatan dipandu Dr. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si. menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidangnya. Pemaparan pertama oleh I Wayan Manek Astawa dari Yayasan Dvipantara Samskerta menjelaskan tentang pengaruh Bahasa Sanskerta dalam struktur dan kearifan lokal Bahasa Bali. Diskusi interaktif dengan peserta menambah nilai edukatif dari sesi ini. Dilanjutkan dengan workshop yang dipandu oleh I Dewa Ayu Widya Utami, Koordinator Tim Kamus Basabali Wiki, peserta diajak untuk memahami aplikasi praktis pelestarian bahasa melalui teknologi modern.

Pembicara dan pimpinan FBS UPMI Bali foto bersama peserta sebelum kuliah umum dan workshop

Acara yang digelar Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID) bekerja sama dengan Prodi Bahasa Bali (PBB), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UPMI Bali tersebut diikuti seratusan mahasiswa dan dosen. Menurut Ketua Prodi PBID, Gede Sidi Artajaya, S.Pd., M.Pd. kuliah umum bertujuan untuk memperkuat suasana akademik sekaligus mempersiapkan kebutuhan akreditasi PBB dan PBID.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UPMI Bali, Dr. I Made Sujaya, S.S., M.Hum. dalam sambutannya sebelum membuka acara menyebutkan, Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia tak luput dari pengaruh bahasa asing. Ada banyak bahasa asing yang mempengaruhi bahasa Bali dan bahasa Indonesia. Salah satu yang terpenting adalah bahasa Sanskerta.

“Karena itu, kuliah tamu atau kuliah umum kita hari ini merupakan momen bersejarah karena kita turut merayakan lebih dari satu milenium penggunaan bahasa Sanskerta di Indonesia dan di Bali. Acara ini bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan sebuah langkah strategis dalam memahami jati diri budaya Bali dan memperkuatnya di tengah derasnya arus globalisasi,” ujarnya Made Sujaya.

Namun, satu hal yang penting untuk kita camkan bersama, mempelajari bahasa Sanskerta bukanlah untuk melakukan Indianisasi atau Sanskritisasi dalam bahasa Bali atau kebudayaan Bali secara umum. Mempelajari bahasa Sanskerta sejatinya agar kita makin memahami bahasa kita, bahasa Bali dan Indonesia, bahkan mungkin bahasa-bahasa lain di dunia. (Intan/Adn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *